Chat with us, powered by LiveChat Info,Fakta atau Gosip: 2020

Senin, 04 Mei 2020

The God Father of Broken Heart Didi Kempot Tutup Usia

Info, Fakta atau Gosip - The God Father of Broken Heart Didi Kempot Tutup Usia. Kabar duka datang dari dunia musik tanah air, The God Father of Broken Heart Didi Kempot dikabarkan meninggal hari ini di RS Kasih Ibu.

Didi Prasetyo atau lebih dikenal Didi Kempot dikabarkan meninggal dunia, Selasa (5/5/2020) pukul 07:45 WIB.

Humas RS Kasih Ibu David membenarkan Kabar Tersebut.

"Iya meninggal di Kasih Ibu," jelas dia, Selasa (5/5/2020

The God Father of Broken Heart Didi Kempot Tutup Usia


Kini sedikit terungkap penyebab meninggalnya musisi campursari tersebut.

Dalam tayangan KOMPASTV, kakak kandung Didi Kempot, Lilik menyatakan sang adik saat ini masih berada di kamar jenazah RS Kasih Ibu.

The God Father of Broken Heart Didi Kempot Tutup Usia


Lilik menyebut akhir-akhir ini adiknya kelelahan karena banyak kegiatan.

"Kalau saya prediksi ya begitu mbak, kecapekan," ungkap Lilik.

Lilik menyebut selama ini Didi Kempot tidak pernah mengeluhkan sakit.

"Dia enggak bilang kalau ngomong sakit betul, enggak ngomong," kata Lilik.

Lilik mengaku belum tahu kapan dan di mana Didi Kempot akan dimakamkan lantaran masih harus berdiskusi dengan keluarga.

"Belum mbak, rapat keluarga dulu," ujar Lilik.

Ketika ditanya soal riwayat penyakit, Lilik menyebut adiknya tak memiliki riwayat penyakit apapun.

"Enggak ada (riwayat penyakit), mbak," jawab Lilik.

Didi Prasetyo atau lebih dikenal Didi Kempot dikabarkan meninggal dunia, Selasa (5/5/2020).

Didi Kempot meninggal pukul 07:45 WIB di Rumah Sakit Kasih Ibu.

Humas RS Kasih Ibu David membenarkan kabar Didi Kempot meninggal

"Iya meninggal di Kasih Ibu," jelas dia, Selasa (5/5/2020).

Belum diketahui apa penyebab Didi Kempot meninggal.

Sebelum meninggal, Didi Kempot ternyata sempat mengungkap rahasia sukses bertahan di musik selama 32 tahun.

Didi Kempot sudah 32 tahun melanglang buana sebagai musisi campursari.

Menurut Didi, kecintaannya terhadap lagu dan lirik berbahasa Jawa secara tidak langsung membuat dirinya tetap eksis hingga saat ini.

"Yang jelas, saya terus berkarya semacam ini karena saya cinta saya ikhlas untuk menyanyikan lagu-lagu Jawa atau menulis lagu-lagu lirik Jawa," terangnya.



Sabtu, 21 Maret 2020

Isi Surat Terbuka Untuk ANGGOTA DPRD BLORA yang menolak Tes kesehatan Corona

Info,Fakta atau GosipIsi Surat Terbuka Untuk ANGGOTA DPRD BLORA yang menolak Tes kesehatan Corona Anggota DPRD Kabupaten Blora menolak diperiksa kesehatannya setelah pulang dari kunjungan kerja di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Tim Medis Dinas Kesehatan Kabupaten Blora hendak memeriksa kesehatan anggota DPRD di Terminal Padangan, Kabupaten Bojonegoro, Kamis (19/3/2020) malam.

Alih-alih menuruti tim medis, satu anggota dewan malah marah dan mempertanyakan surat tugas pemeriksaan kesehatan tersebut. 



Satu anggota dewan mengenakan baju polo biru dan topi hitam itu mengatakan, "Kita tugas dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, bukan TKW kita."

Isi Surat Terbuka Untuk ANGGOTA DPRD BLORA yang menolak Tes kesehatan Corona


Atas ucapan yang menyinggung itu, seorang TKW asal Cilacap di Hongkong Sri Martuti atau akrab disapa Judy mengecam tindakan anggota DPRD Blora yang merendahkan TKW.

Perempuan yang juga menjabat Koordinator Forum Warga Cilacap di Hongkong itu menambahkan, virus corona tidak milih siapa yang bakal jadi korbannya.

Semua orang bisa jadi korban virus corona, baik TKW maupun anggota DPR.

Menurut Judy, ucapan anggota DPRD itu merendahkan TKW.

Sebagai respons ucapan tak simpatik kepada TKW, Judy membuat surat terbuka untuk anggota DPRD Kabupaten Blora itu.

"Saya menulis ini karena sebelumnya sudah melihat beberapa postingan dari teman-teman yang marah atas statement beliau," kata Judy kepada Tribunbanyumas.com, Jumat (20/3/2020)

Ini isi surat terbuka yang ditulis Judy.

SURAT TERBUKA UNTUK Bapak HM WARSIT ANGGOTA DPRD BLORA.

Kepada Yang Terhormat Bapak HM Warsit...

Semoga Bapak senantiasa dalam keadaan sehat walafiat.

Perkenalkan saya Judy, Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Cilacap ingin mengucap salam perkenalan.

Sekaligus ucapan bela sungkawa atas matinya rasa simpati dan empati Bapak terhadap bencana nasional Covid-19.

Bapak yang terhormat, saya ingin mengomentari luapan emosi Bapak terhadap para petugas DKK yang mencoba melakukan prosedur pencegahan Covid-19 kepada Bapak dan rombongan.

Secara pemahaman saya yang "hanya" seorang TKW (istilah yang Bapak gunakan meski menurut UU Perburuhan telah berganti nama menjadi PMI.

Dalam hal ini mungkin Bapak kurang update, saya maklumkan), mungkin Bapak merasa "tidak layak" mendapat perlakuan seperti itu.

Karena Bapak adalah seorang Pejabat Negara setara dengan Bupati (seperti yang Bapak teriakkan) sehingga Bapak "pantas" untuk mendapatkan "perlakuan istimewa".

Begini Bapak, penanganan Covid-19 sejauh yang saya ketahui adalah SAMA.

Baik di Indonesia maupun negara manapun yaitu TIDAK MEMANDANG STATUS, JABATAN DAN KASTA...!!! Sampai disini saya berharap Bapak sudah paham.

Yang ingin saya soroti adalah statement Bapak yang mengatakan bahwa BUKAN TKW... BUKAN TERORIS... Jujur Bapak, kalimat Bapak sangat tidak enak kami dengarkan.

Apabila Bapak merasa bahwa SOP yang dilakukan oleh DKK tidak tepat, saya rasa Bapak bisa mengatakannya dengan baik tanpa harus teriak teriak dan tanpa harus menyebut profesi kami.

Apa yang salah dengan TKW??? Begitu burukkah TKW dimata Bapak? Sehingga Bapak telah mendeskreditkan dan mendiskriminasikan TKW sedemikian rupa?

Bahkan Bapak samakan kami dengan TERORIS...!!!

Bapak yang terhormat, mungkin Bapak lupa kalau Bapak dipilih oleh rakyat, dan bekerja untuk rakyat bahkan digaji oleh rakyat.

Dan di antara rakyat yang memilih Bapak kemungkinan ada yang berprofesi sebagai TKW. Setega itukah Bapak kepada kami????

TKW yang mungkin dalam mindset Bapak begitu rendah, yang Bapak identikkan dengan kaum sudra, orang tak berpendidikan dan smua konotasi buruk lainnya...

Tapi Bapak lupa bahwa kami adalah PAHLAWAN DEVISA... penghasil devisa terbesar kedua setelah migas...

Bapak mungkin juga lupa bahwa dari devisa kami, mungkin di sana ada anggaran untuk gaji Bapak sehingga Bapak bisa menafkahi keluarga Bapak dengan layak.

Bahkan mungkin mewah. Hal yang bertolak belakang dengan kondisi kami sendiri.

Tapi kami tak mengeluh pak karena kami sadar bahwa Tuhan berikan rejeki tidak pernah tertukar.

Mungkin Bapak juga lupa bahwa devisa kami mungkin saja digunakan oleh negara melalui APBDnya untuk pembangunan infrastruktur yang mungkin juga setiap hari Bapak gunakan.

Inftrastruktur yang kami sendiri hampir tak pernah menikmatinya. Tapi sekali lagi kami tak berkecil hati pak.

Bapak yang terhormat, cobalah Bapak buka sedikit saja naluri Bapak, apa yang salah dengan TKW???

Kami disini bekerja dengan penuh was was memikirkan kondisi keluarga kami di kampung, mengingat Covid-19 sudah mulai masuk ke kampung kampung.

Sementara kami sendiri juga berjibaku dengan virus yang sama.

Bapak yang terhormat... Covid 19 tidak memilih pada siapa dia akan menyerang.

Tak peduli TKW, Teroris, rakyat jelata, bahkan WaliKota dan Menteri pun bisa terinfeksi.

Marilah Pak, buang pemikiran "kolot" Bapak bahwa Bapak bisa "kebal" terhadap Covid 19.

Bapak adalah panutan masyarakat, cobalah berikan contoh yang baik kepada warga Bapak.

Apa yang akan terjadi pada keluarga Bapak, sanak saudara Bapak, tetangga Bapak, warga Blora dan warga Indonesia apabila salah satu dari rombongan Bapak ternyata terinfeksi?????

Cobalah sesekali Bapak belajar pada kami para PMI, dimana kami meski jauh dari Indonesia tapi simpati dan empati kami tak pernah padam.

Kami akan bergerak bersama sama ketika negara kami tertimpa musibah TANPA kami diminta.

Ini bukti bahwa jiwa nasionalisme, toleransi, solidaritas, simpati dan empati tak memandang PROFESI..!!

Covid 19 hanya bisa dikalahkan apabila kita BERSATU... Mari Pak bersama sama kita lawan virus ini dengan mematuhi anjuran yang diberikan oleh PRESIDEN.

Terakhir Bapak.... Mohon Bapak dan rombongan segera memeriksakan diri ke RSUD Cepu (karena semalam Bapak dan rombongan mangkir datang)....

Mohon maaf atas kelancangan saya yang "hanya" seorang TKW yang merasa kecil hati atas statement Bapak DPRD yang terhormat.

Doa saya semoga Bapak sehat selalu dan cobalah untuk sering sering membaca informasi penanganan Covid-19 di berbagai negara sebagai referensi bahwa penanganan Covid 19 TIDAK MEMANDANG KASTA DAN JABATAN..!!!

Salam Sehat dan Salam Santun,

Judy Houyai (Pekerja Migran Indonesia di HK). (Muhammad Yunan Setiawan)